Tempat Relokasi Hening Pembeli 2024
Tempat Relokasi Hening Pembeli 2024
Para orang dagang di Banyuwangi pindah kembali ke posisi zona pasar induk Banyuwangi, yang dikala ini telah dibongkar serta hendak direnovasi.
Pada Jumat siang 9 Agustus 2024, para orang dagang nampak bawa beberapa benda dagangan mereka, dari tempat relokasi sedangkan di zona Gedung Perempuan, mengarah ke zona pasar induk Banyuwangi di jalur diponegoro.
Posisi tersebut lebih dahulu disterilkan dari para orang dagang, sebab hendak dicoba renovasi.
Selamet, orang dagang tempe berkata, dirinya turut pindah ke posisi pasar induk Banyuwangi sebab sepanjang jualan di tempat relokasi dagangnya tidak sering laku. Apalagi pendapatannya turun ekstrem sampai 70 persen.
“ Jangankan untung, dapat kembali modal aja serta dapat buat makan saja telah syukur mas”, keluhnya, Sabtu( 10/ 8/ 2024).
Karena itu, ia berharap pemerintah wilayah setempat mencermati nasib mereka serta membagikan sarana yang layak, supaya dapat bertahan hidup.
“ Katanya ingin dibentuk pasarnya, tetapi buktinya hingga saat ini tidak terdapat apa- apa”, tambahnya.
Perihal seragam pula di informasikan Hasan,
penjual sayur- mayur. Baginya sejak ia direlokasi ke zona Gedung Perempuan, jualannya pula hening serta hampir tidak terdapat pemasukan.
Sehingga dirinya terpaksa turut bersama orang dagang yang lain kembali ke posisi dini, dengan harapan jualanya dapat kembali laku serta dapat buat menyambung hidup.
Pimpinan Paguyuban Orang dagang Banyuwangi Joko Tole, Agus Hariyono berkata, tempat relokasi ratusan orang dagang Banyuwangi yang terletak di Gedung Perempuan dinilai telah tidak representatif.
Perihal itu teruji, dagangan para anggotanya banyak yang tidak laku alias mati suri. Keadaan tersebut yang membuat para orang dagang dikala ini terus menjadi menjerit.
Bagi Agus, walaupun banyak yang dijual, tetapi malah banyak yang tidak laku. Apalagi tidak tidak sering dagangan kepunyaan anggotanya yang membusuk sebab telah lama tidak laku.
“ Kapan hari terdapat 3 timba ketahui, yang terpaksa dibuang oleh penjualnya, sebab telah masuk jenis busuk. Sedangkan bila dikembalikan kepada pengepulnya tidak dapat, sehingga anggota kami terpkasa merugi”, jelasnya.
Tidak Kunjung Direnovasi
Apalagi dari 150 lebih anggota Paguyuban Orang dagang Banyuwangi Joko Tole, sebanyak 45 persennya tidak sanggup bertahan serta gulung tikar. Karena sebagian dari orang dagang, modal yang digunakan buat berjualan berasal dari pinjaman, yang wajib dibayar pas waktu serta dikala ini banyak yang tidak dapat membayar hutang mereka.
“ Jika orang dagang ini dibunuh pelan- pelan, buat apa pemerintah wilayah berjanji hendak membangun pasar, bila nantinya tidak terdapat orang dagang yang jualan lagi di mari, semacam yang telah terjalin di pasar daerah Kelurahan Sobo yang dikala ini mangkrak”, tegasnya.
Baginya, bila pemerintah wilayah terdapat maksud baik membangun pasar Banyuwangi, hingga wajib lekas dicoba proses pembangunan. Karena kenyataannya kata Agus, sampai dikala ini pasar tersebut cuma dibongkar tetapi tidak kunjung dibentuk.
“ Para orang dagang telah siap menanggung efek, asal pasar dibentuk, kita siap pindah lagi ke tempat relokasi. Tetapi bila tidak, hingga para orang dagang hendak bertahan di mari”, pungkasnya.
Diberitakan lebih dahulu, para orang dagang di pasar Banyuwangi yang jumlahnya menggapai 150 lebih, semenjak 2 bulan kemudian direlokasi ke zona Gedung Perempuan yang lokasinya tidak jauh dari pasar induk.
Mereka rela direlokasi oleh pemerintah setempat, sebab diberi janji manis hendak lekas dicoba renovasi terhadap bangunan pasar induk Banyuwangi. Tetapi bersumber pada pantauan di lapangan, sehabis dibongkar, pasar induk Banyuwangi sampai dikala ini tidak terdapat kegiatan pembangunan.