Setara 3, 5% PDB Indonesia
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengantarkan, kelapa sawit ialah salah satu program prioritas hilirisasi industri dalam rangka tingkatkan nilai tambah komoditas ekspor. Nilai ekonomi zona perkelapasawitan hulu sampai hilir nasional menggapai lebih dari Rp 750 Triliun, setara dengan 3, 5% dari PDB Nasional pada tahun 2023.
Perihal tersebut di informasikan pada peluncuran Pilot Plant Fraksionasi Tandan Kosong Kelapa Sawit( TKKS) yang ialah konsorsium hasil kerja sama antara Balai Besar Standardisasi serta Pelayanan Jasa Industri Agro Departemen Perindustrian, Institut Teknologi Bandung, serta PT Rekayasa Industri.
” Angka ini berpotensi hendak terus meningkat lewat inovasi teknologi, dari yang lebih dahulu berpusat pada hilirisasi minyak sawit, jadi terus menjadi luas, tercantum pengolahan biomassa kelapa sawit,” jelas Menperin.
Bagi Agus, Pilot Plant Fraksionasi TKKS ini ialah fakta kerja sama antara pemerintah, akademisi, serta pelakon bisnis ataupun yang diucap triple helix teruji sanggup menciptakan perihal yang sangat berguna untuk pengembangan industri nasional.
“ Pilot Plant ini ialah upaya Departemen Perindustrian yang tidak berubah- ubah melaksanakan amanat Presiden RI buat Hilirisasi Industri berbasis Sumber Energi Alam serta meningkatkan Industri Hijau yang berkepanjangan, di antara lain lewat pemanfaatan limbah tandan kosong kelapa sawit( TKKS) jadi bahan- bahan yang bernilai tambah besar,” lanjut ia.
Konsorsium Pilot Plant Fraksionasi TKKS tersebut dibesarkan cocok dengan amanat Menperin serta memiliki nilai teknologi yang sangat strategis buat pengembangan industri berbasis sumber energi terbarukan di masa mendatang.
Pilot Plant ini sanggup menciptakan Glukosa, Xilosa, Lignin( GXL) secara bertepatan. Glukosa ialah prekursor pembuatan bio etanol, ialah bahan bakar nabati pencampur bensin( gasoline), sebaliknya Xilosa serta Lignin ialah prekursor pembuatan Bio Fine Chemicals, ialah bahan kimia berbasis sumber energi terbarukan yang bisa diolah jadi bermacam produk, antara lain xylitol, benzene, serta toluene.
Sarana Pilot Plant
Menperin mengharapkan sarana Pilot Plant ini bisa dimanfaatkan oleh segala susunan warga pemangku kepentingan industri, tercantum pengolahan biomassa kelapa sawit, yang sepanjang ini masih terabaikan.
Beroperasinya sarana ini diharapkan bisa berkontribusi dalam menuntaskan kasus pengelolaan limbah serta hasil samping kebun kelapa sawit jadi produk yang mengisi kekosongan struktur industri nasional cocok program hilirisasi industri kelapa sawit.
Menperin meningkatkan, harapan berikutnya lewat program ini merupakan kenaikan nilai tambah serta diversifikasi produk turunan sawit, kemampuan penciptaan lapangan kerja serta kenaikan investasi nasional, substitusi impor, serta kemampuan teknologi oleh konsorsium dalam negara.
Kemampuan Teknologi Fraksionasi TKKS
Dalam peluang tersebut, Kepala Tubuh Standardisasi serta Kebijakan Jasa Industri, Andi Rizaldi, mengantarkan kalau kemampuan teknologi fraksionasi TKKS pada skala pilot bisa digunakan buat tingkatkan pemanfaatan serta optimalisasi TKKS buat diproses serta menciptakan prekursor bernilai besar semacam Glukosa, Xilosa, serta Lignin( GXL).
Tidak hanya itu, teknologi yang dihasilkan hendak jadi satu lisensi teknologi yang ialah hasil karya anak bangsa. Keberhasilan pilot plant dalam mencerna TKKS jadi produk GXL hendak menaikkan energi saing industri kelapa sawit nasional, tingkatkan citra positif terhadap isu area, serta menguatkan dan memperdalam struktur industri nasional.
” Tugas kami berikutnya merupakan menyelenggarakan jasa optimalisasi pemanfaatan teknologi industri oleh Tubuh Layanan Universal BBSPJI Agro, Bogor. Jasa layanan ini bisa dimanfaatkan oleh industri yang hendak berinvestasi pada upaya hilirisasi serta kenaikan nilai tambah tandan kosong kelapa sawit lewat benchmark serta lisensi teknologi mekanisme Pemasukan Negeri Bukan Pajak,” tutup Andi.