Pemikul Tandu Jendral Soedirman Umur 114
Pemikul Tandu Jendral Soedirman Umur 114
Muhamat Amin, seseorang pejuang yang turut memikul tandu Jendral Soedirman di masa
perang geriliya hidupnya saat ini memprihatinkan. Pensiunan berumur 114 tahun itu cuma tinggal di rumah berdinding kayu papan di Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur, Lampung. MIKIGAMING
Mbah Jumarin, sapaan akrab Muhamat Amin di kediamannnya di Desa Brawijaya, kecamatan setempat. Pejuang tanah air itu cuma tinggal berdua dengan si istri, Suparti di rumah berdimensi 10×20 m.
Walaupun umurnya sudah senja, Mbah Jumarin masih nampak gagah menggunakan seragam militernya. Pengakuannya selaku pensiunan pejuang kemerdekaan Indonesia yang melawan kolonial Belanda itu dibuktikan dengan pesan keputusan Kementerian Pertahanan Keamanan.
Laki- laki kelahiran 1910 itu mulai bergabung ke militer melawan penjajah semenjak umur 18 tahun. Muhamat Amin berjuang membela tanah air dimulai bergabung bersama Laskar Rakayat di Magelang, Jawa Tengah.
Ia menuturkan kalau sudah melanglang buana melawan penjajah ke beberapa wilayah bersama Jendral Soedirman. Terkahir kali dia berperang bersama Jendral Soedirman di Banyuawangi, Jawa Timur.
” Sempat di Jember, di Ambulu. Terakhir kali perang di Banyuawangi,” kata Muhamat Amin kepada wartawan, Sabtu( 17/ 8/ 2024).
Kemauan Sederhana
Tidak banyak yang di idamkan Muhamat Amin kepada tanah air. Pada umurnya dikala ini, dia serta keluarga cuma mempunyai mimpi simpel ialah dapat tinggal di rumah yang lebih layak.
Tidak perlu istana yang menghabiskan angka trilyunan semacam di IKN. Cuma rumah yang tidak merepotkan sebab rusak. Rumah yang sehat.
Mbah Jumarin berharap, terdapat dorongan buat merenovasi rumah papannya, biar layak dihuni saat sebelum dia menghadap si khalik.
Dia mengatakan, tunjangan pensiunan dari negeri yang diterimanya tiap bulan cuma dapat memadai kebutuhan keluarganya tiap hari serta tidak hendak lumayan buat bayaran renovasi rumah.
” Jika dibantu renovasi rumah ya bagus, itu yang dimohon serta dicari,” katanya. ICON139
Lebih dahulu, pihak Desa Brawijaya telah berupaya 2 kali menganjurkan ke Pemerintah Kabupaten( Pemkab) Lampung Timur soal renovasi rumah Muhamat Amin lewat program bedah rumah.
Tetapi sampai dikala ini, belum terdapat realisasi serta rumah pejuang kemerdekaan itu juga masih berdindingkan papan. Dia berharap, terdapat dermawan yang membagikan dorongan buat merenovasi rumah papannya supaya dapat merasakan tinggal di rumah yang layak di penghujung hidupnya.