Laba Qantas setelah pajak turun 28% menjadi A$1,25 miliar pada tahun fiskal 2024 karena tarif yang lebih rendah, belanja program pelanggan yang lebih tinggi, dan pendapatan kargo yang lebih rendah.
Laba sebelum pajak yang disukai maskapai ini juga turun 16% menjadi $2 miliar pada periode yang sama.
Hal ini terjadi setelah maskapai ini membukukan laba tahunan sebesar $1,7 miliar pada tahun keuangan lalu, laba pertama sejak pandemi COVID-19 menghentikan industri penerbangan.
Pada bulan Februari, maskapai ini mengatakan pihaknya memperkirakan akan mampu mengelola biaya industri yang lebih tinggi pada paruh kedua tahun keuangan karena kapasitas kembali ke tingkat sebelum COVID-19.
Kepala eksekutif Qantas Vanessa Hudson mengatakan fokus maskapai ini tahun ini adalah “membangun Grup Qantas yang lebih baik dan kuat sembari memberikan pelayanan kepada pelanggan, karyawan, dan pemegang saham, serta mencapai keseimbangan yang tepat”.
“Memulihkan kepercayaan dan kebanggaan terhadap Qantas sebagai maskapai penerbangan nasional adalah prioritas utama kami dan meskipun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, kami akan mencapainya dengan terus melayani pelanggan dan masyarakat kami dengan baik di masa depan,” ujarnya.
Dia mengatakan maskapai ini mendapat manfaat dari “peningkatan perjalanan perusahaan dan sumber daya serta tingginya permintaan kursi premium internasional”.
“Jetstar mencapai hasil terbaik seiring dengan perkembangannya untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat dari wisatawan yang sadar harga dan melihat manfaat dari pesawat baru,” katanya.
“…investasi dalam keandalan operasional dan inisiatif pelanggan telah menghasilkan peningkatan positif dalam kinerja tepat waktu dan kepuasan pelanggan, menempatkan Qantas pada akhir tahun sebagai maskapai penerbangan domestik terkemuka dalam kinerja tepat waktu.”
Ms Hudson mengatakan hasil ini akan memungkinkan perusahaan untuk terus berinvestasi dalam “program pembaruan armada terbesar yang pernah ada, yang akan menguntungkan pelanggan dan karyawan kami dan memberikan keuntungan bagi pemegang saham”.
“Investasi ini terjadi karena masyarakat Australia terus memprioritaskan perjalanan dibandingkan kategori pengeluaran lainnya dan niat untuk melakukan perjalanan tetap tinggi selama 12 bulan ke depan,” katanya.
Ini adalah hasil setahun penuh pertama yang diraih Hudson sejak mengambil alih jabatan kepala eksekutif dari Alan Joyce pada bulan September.
Mantan bos Qantas itu dengan cepat membuat rencana untuk keluar dari perusahaan setelah masa penuh gejolak bagi maskapai tersebut.
memuat